Pada umumnya pandangan orang terhadap kualitas siswa yang bersekolah di madrasah adalah siswa ‘kelas dua’. Mereka adalah para siswa yang tidak lulus tes di sekolah negeri sehingga mereka menggunakan madrasah sebagai alternatif kedua. Jika penyebab rendahnya kulitas siswa dituduhkan ke kualitas in-put, maka berarti proses penyekolahan yang terjadi tidak memberikan nilai tambah yang penting bagi perkembangan kecerdasan anak.
Perlunya membangun sekolah yang efektif menjadi suatu kemestian. Kualitas in-put yang rendah hendaknya menjadi pemicu semangat untuk membuktikan bahwa sebuah lembaga pendidikan benar-benar bisa memberi nilai lebih bagi perkembangan siswa yang tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang mampu. Sekolah yang efektif perlu dibangun dengan asumsi dasar bahwa prestasi siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor absolut saja (seperti latar belakang sosial, kecerdasan dan motivasi) tapi, lebih dari itu, juga oleh faktor kelas, sekolah (madrasah) dan kebijakan pendidikan. Dengan paradigma tersebut, diharapkan madasah atau sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berkulitas; dapat merubah in-put yang apa adanya menjadi out-put yang mumpuni dan siap bersaing dalam pendidikan dunia.
Studi tentang sekolah yang efektif membuktikan bahwa budaya sebuah sekolah secara fundamental sangat menentukan kualitas sebuah sistim pendidikan. Selain itu, menurut Gabella (1995), perlunya pemupukan suasana ketidakpastian dan keraguan di sekolah untuk mendorong terciptanya kegiatan belajar yang terus-menerus. Jika perubahan menghasilkan ketidakpastian, maka perlu diciptakan secara sengaja dan terus-menerus sehingga proses belajar bisa berlangsung tanpa henti dan menjadi usaha yang berkelanjutan. Selanjutnya, kepemimpinan juga dapat di sebut sebagai sebuah proses belajar bersama yang saing menguntungkan yang memungkinkan seluruh elemen sebuah institusi turut ambil bagian dalam membangun kesepakatan yang mengakomodi tujuan bersama.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belaja siswa ; Guru, proses belajar siswa sngat dipengaruhi oleh bagaimana siawa mamandang guru mereka. Kepribadian guru sepeti memberi perhatian, semangat, diyakini dapat memberi motivasi yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Harapan, seseorang akan sukses jika ia merasa yakin bahwa ia akan sukses. Pemikiran seperti ini sangat pentinguntuk dimiliki seorang siswa karena dapat memupuk rasa optimisme yang tinggi sehingga dapat meningkatkan proses belajar siswa. Melibatkan siswa, artinya penting melibatkan siswa dalam proses pembuatan keputusan seperti dalam penyusunan kurikulum, peraturan, dan hal-hal yang berkenaan dengan desain materi pembelajaran. Kelompok belajar, penciptaan suasana dimana semua anggota kelas adalah satu kelompok. Mereka diharapkan untuk saling mendukung dan mendorong dalam meraih keberhasilan. Kondisi sosial kelas, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi interaksi sosial di dalam kelas, seperti kerjasama menghargai orang lain dan bentuk-bentuk partisipasi positif kelompok merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi skademik siswa. Keterlibatan orangtua, guru dan sekolah harus menjaga hubungan dengan orangtua, karena dalam hal ini akan memberi guru dan sekolah pengetahuan tentang latar beakang siswa yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk lebih teribat dalam proses belajar anak. Sebuah proses pembelajaran yang efektif seau menjaga korelaasi yang konsisten antara apa yang dipelajari di kelas dengan pengetahuan yang telah diperoleh siswa di rumah. Kesehatan dan kondisi fisik sekolah, kesehatan dan kondisi sekolah hendaknya tidak hanya menjadi sekedar menjadi perhatian tetapi juga menjadi bagian penting yang dimasukkan ke dalam kurikulum.
Read More…
Kamis, 26 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)